Tinggal sertaku kawanku kudus…tlah
hampir malam jangan jalan trus tiada tolongan hanya Padamu, silahkan Tuhan
tinggal sertaku…..
lagu ini selalu teriang dalam batinku…karena sejak kecil selalu diperdengarkan di sekolah minggu..dulu aku pikir lagu ini merupakan lagu sekolah minggu, karena baitnya pendek dan sederhana… namun ternyata lagu ini tidak hanya lagu sekolah minggu, tetapi lagu hymnal yang abadi dan dikenal semua orang diseluruh dunia. Lagu yang aslinya berjudul Abide With Me adalah lagu yang mempunyai sejarah indah yang dialami oleh penulisnya. Makanya lagu ini sekalipun sederhana namun penuh makna, karena tertulis kedalaman makna batin antara dirinya dengan Tuhan Allah.
Pada usia 16 tahun, ia mendapatkan
sizarship di Trinity College, Dublin. Artinya, ia telah bekerja sangat keras
untuk menjadi siswa terbaik. Sizar adalah sebutan untuk mahasiswa yang menerima
beberapa bentuk bantuan seperti makanan, biaya kuliah yang lebih rendah, atau
penginapan selama masa studinya, sering kali ini merupakan imbalan atas
melakukan pekerjaan yang ditetapkan.
Dalam waktu-waktu terakhir
penderitaan akibat penyakitnya, ia menulis naskah kidung pujian terakhirnya,
"Tinggal Sertaku". Sebelum pergi jauh, ia meninggalkan satu salinan
syair dan melodi yang ia ciptakan untuk kidung pujian tersebut kepada putrinya,
namun kemudian ia mengambil kembali naskah itu untuk diperbaiki. Ia mengirimkan
naskah itu kepada istrinya dari Avignon. Ia tahu bahwa sepertinya, ia tidak
akan kembali pulang lagi. Ketika hampir tiba di Nice, sakitnya bertambah parah
dan ia meninggal di sana, pada 20 November 1847 di hotel de Angleterre.
Kisah selengkapnya dapat dilihat melalui video
Tidak ada komentar:
Posting Komentar