Lagu ini diciptakan oleh Sarah
Fuller Flower yang lahir pada 22 Februari 1805. Sarah sebenarnya bercita-cita
menjadi seorang aktris teater namun dia memiliki satu masalah yang
menghambatnya yaitu penyakit TBC yang ternyata turunan dari sang ibu yang
meninggal karena penyakit TBC. Namun Sarah tidak pernah patah semangat dan
menyerah.Pada umurnya yang ke 32 dia berhasil tampil dalam sebuah pertunjukan
teater. Namun dia tidak bisa melanjutkan karir teaternya dikarenakan kondisi
tubuhnya yang makin lemah.
Sepanjang hidupnya Sarah adalah
seorang Kristen yang sangat sering menulis lirik dan sastra rohani. Bahkan pada
suatu hari seorang pendeta datang dan bercerita bahwa dia sedang dalam
kesulitan untuk menemukan lagu pujian yang berhubungan dengan bacaan yang akan
dibawakan pada saat ibadah. Bacaan tersebut adalah Kejadian 28:11-19. Akhirnya
Sarah dengan sukarela menawarkan diri untuk membantu menuliskan lagu untuk
pendeta tersebut. Kemudian Sarah membaca dan menghayati kisah Kejadian 28:11-19
tersebut dan menyadari bahwa dia ada di posisi yang sama dengan Yakub pada saat
itu. Dan dia juga sangat terkesan dengan penyertaan Tuhan pada Yakub saat itu.
Setelah membaca Kejadian 28:11-19
maka akhirnya Sarah menuliskan syair yang sangat indah yang berjudul Nearer My
God To Thee
Tinggal sertaku kawanku kudus…tlah
hampir malam jangan jalan trus tiada tolongan hanya Padamu, silahkan Tuhan
tinggal sertaku…..
lagu ini selalu teriang dalam
batinku…karena sejak kecil selalu diperdengarkan di sekolah minggu..dulu aku
pikir lagu ini merupakan lagu sekolah minggu, karena baitnya pendek dan
sederhana… namun ternyata lagu ini tidak hanya lagu sekolah minggu, tetapi lagu
hymnal yang abadi dan dikenal semua orang diseluruh dunia. Lagu yang aslinya
berjudul Abide With Me adalah lagu yang mempunyai sejarah indah yang dialami
oleh penulisnya. Makanya lagu ini sekalipun sederhana namun penuh makna, karena
tertulis kedalaman makna batin antara dirinya dengan Tuhan Allah.
Pada usia 16 tahun, ia mendapatkan
sizarship di Trinity College, Dublin. Artinya, ia telah bekerja sangat keras
untuk menjadi siswa terbaik. Sizar adalah sebutan untuk mahasiswa yang menerima
beberapa bentuk bantuan seperti makanan, biaya kuliah yang lebih rendah, atau
penginapan selama masa studinya, sering kali ini merupakan imbalan atas
melakukan pekerjaan yang ditetapkan.
Dalam waktu-waktu terakhir
penderitaan akibat penyakitnya, ia menulis naskah kidung pujian terakhirnya,
"Tinggal Sertaku". Sebelum pergi jauh, ia meninggalkan satu salinan
syair dan melodi yang ia ciptakan untuk kidung pujian tersebut kepada putrinya,
namun kemudian ia mengambil kembali naskah itu untuk diperbaiki. Ia mengirimkan
naskah itu kepada istrinya dari Avignon. Ia tahu bahwa sepertinya, ia tidak
akan kembali pulang lagi. Ketika hampir tiba di Nice, sakitnya bertambah parah
dan ia meninggal di sana, pada 20 November 1847 di hotel de Angleterre.
Dia adalah seorang pendeta Anglikan Inggris yang pernah
dipaksa melayani sebagai pelaut di Angkatan Laut Kerajaan.
Dia pergi melaut pada usia muda dan bekerja di kapal budak
dalam perdagangan budak selama beberapa tahun. Ia sendiri pernah menjadi budak
dari seorang wanita dari orang-orang Sherbro, tetapi kemudian kembali ke laut
dan menjadi kapten kapal budak. Setelah mengalami periode pertobatan dan
memperdalam kekristenan, ia meninggalkan perdagangan ini dan menjadi pendukung
utama abolisionisme. Setelah itu ia menjadi seorang evangelis, ia ditahbiskan
sebagai pendeta Gereja Inggris dan melayani sebagai pastor paroki di Olney,
Buckinghamshire, selama dua dekade. Dia juga menulis lagu-lagu pujian, termasuk
"Amazing Grace" (KJ 40 Sangat Besar AnugerahNya) dan" Glorious
Things of Thee Are Spoken " (Hymn by John Newton; Croatian folk tune arr.
by Franz Joseph Haydn).
Waktu itu dia mengucapkan doa
sederhana kepada Tuhan untuk bantuan-Nya. Tuhan menjawab doa sederhana itu dan
menutup celah besar yang bocor di sisi kapal secara supernatural. Entah
bagaimana kapal yang "pincang" itu berhasil kembali ke pelabuhan.
Empat minggu di laut, Greyhound berhasil mencapai pelabuhan di Lough Swilly,
Irlandia.
Hanya pilihan dan keajaiban Tuhanlah yang membuatnya menjadi berkat bagi semua orang termasuk kita saat ini. Kisah lengkapnya dapat dilihat di video
Awal mulanya lagu ini digunakan pada hari Minggu Tri
tunggal, karena isinya mengundang para penyembah untuk bergabung dalam memuji
keTuhanan Trinitas, Namun
kemudian digunakan pada awal pujian dalam peribadatan secara umum.
Himne yang sampai sekarang masih kita nyanyikan ini
ditulis pada awal 1800-an selama Heber masih menjadi vikaris (1807-1823) di
Hodnet, Shopshire, Inggris. Disana ia menjadi penulis himne yang produktif
sampai menghasilkan lebih dari 100 himne
Pertama kali diterbitkan sebagai penghargaan
terhadap penulis himne setelah meninggalnya Heber, dalam A Selection of Psalms and Hymns for Parish Church of Banbury (Edisi
ketiga, 1826) dan kemudian oleh janda penulis dalam Hymns Written and Adapted
to the Weekly Church Service of the Year (1827).
Kisah Selengkapnya dapat dilihat melalui video Youtube